OTAK DAN VAGINA: KOMBINASI (MISTIS) PEREMPUAN MENGGAPAI SUKSES
AGUS SISWANTO
Kesuksesan tidak dapat dicapai kecuali menggunakan otak secara maksimal. Otak di sini dalam makna metafisis, yaitu akal yang menggerakkan manusia untuk berpikir tentang Tuhan dan tujuan penciptaan. Berpikir rasional melalui otak dan penggunaan hati (qalbu), untuk menjustifikasi hasil atau nilainya (aksiologi).
Dalam kajian sufisme, pernah di sebutkan seputar perbedaan prinsip antara laki-laki dan perempuan dalam penggunaan otak dan hati. Dikatakan, apabila ada suatu persoalan atau masalah yang perlu diambil keputusan. Maka laki-laki akan menggunakan otaknya 90 persen dan sisanya memakai hati. Sebaliknya, perempuan menggunakan hati 90 persen dan hanya memanfaatkan 10 persen kapasitas otaknya.
Itulah sebabnya, kaum pria tergolong cepat dalam mengambil keputusan, tetapi seringkali menafikan faktor nilai dari keputusannya. Akibatnya, lebih banyak kesalahan yang dibuatnya. Sedangkan perempuan terhitung lambat menetapkan keputusan, meski nilai kebenaran yang dihasilkannya lebh banyak.
Pemanfaatan otak hanya 10 persen oleh perempuan, ikut mempengaruhi pandangan dan penilaian dirinya seputar organ vitalnya, yaitu vagina. Meski tidak ada data kongkrit seputar bagaimana seorang perempuan memandang vaginanya, tetapi cukup banyak bukti yang menunjukan kesuksesan perempuan sangat dipengaruhi pada cara dia menempatkan atau menilai kehormatannya (vagina) sendiri. Bahkan dapat dikatakan, kombinasi menggapai sukses bagi seorang perempuan terletak pada otak dan vaginanya.
Perempuan tergolong makhluk yang sangat memperhatikan penampilan fisiknya. Fetisisme sering menggelayuti pikiran perempuan. Kecantikan menjadi fokus utama. Lalu bagaimana dengan vagina?
Banyak perempuan yang secara apik dan teratur merawat vaginanya. Contohnya, melalui gurah. Agar pesona hubungan intim tetap baik atau rajin minum jamu sekadar menjaga kebersihan vagina.
Namun demikian, sesuatu yang sangat prinsipil seringkali dilupakan, yaitu kepada siapa vagina miliknya itu dipersembahkan. Apabila kehormatannya itu mutlak hanya dipersembahkan kepada suaminya, tentu bukan persoalan.
Masalahnya justru kaum perempuan seringkali mudah memberikan vaginanya kepada siapapun yang disukainya. Tidak peduli suaminya atau bukan. Rasa cinta yang mendalam terhadap lawan jenisnya, sering membuat perempuan terlena. Kalau sudah begitu tanpa rayuan berarti, kaum pria mudah menggiringnya ke tempat tidur. Seringkali tanpa komitmen apapun.
Di sisi lain, ada pula kaum perempuan yang tidak ragu membuka peluang kepada lelaki untuk menikmati vaginanya dengan imbalan uang. Atas dasar alasan terjerat ekonomi, vagina menjadi komoditas bisnis. Untuk mendapatkan nafkah dari peluang ekonomi yang tersedia, banyak perempuan menjual jasa seksual. Hal ini kemudian melahirkan konsep pariwisata 4S : sun, sea, sand, sex (matahari, laut, pasir dan seks).
Pertumbuhan pariwisata seks ini ternyata mendapat dukungan luas, sebagaimana tampak di beberapa Negara Asia Tenggara seperti Thailand (pantai Pattaya dan Pattpong), dan Filipina (subic, clark dan manila-ketika masih menjadi pangkalan militer Amerika). Bahkan dinegeri ini, meski agak tersembunyi, seks nyaris menjadi komoditas pariwisata.
Keunikannya, vagina dihargai lebih mahal daripada kecantikan. Meskipun paras wajah seperti Miss Universe, tetapi kalau vaginanya tidak menimbulkan super sensasi, akan ditinggalkan para penikmatnya.
Pria datang ke lokalisasi atau diskotek mencari vagina untuk memuaskan hasrat birahi dan bukan membayar untuk memandang wajah secantik apapun. Usai itu, biasanya si hidung belang akan bercerita kepada sesama hidung belang tentang vagina dahsyat dan bukan berkisah tentang kemolekan paras.
Itulah sebabnya, para germo selalu mencari wajah baru agar pelanggan tidak lari. Pilihan utamanya bukan wajah cantik tetapi pada vagina cantik. Vagina yang belum banyak disentuh, tetapi sudah pandai bermain.
Untuk mendapatkannya, para penjahat kelamin itu tidak segan-segan memburu ke desa-desa terpencil di seluruh pelosok negeri agar mendapatkan gadis-gadis belia. Beragam tipu daya dilancarkan, seperti menjanjikan pekerjaan di restoran atau di berangkatkan menjadi TKW. Padahal tujuan utamanya menjebloskannya ke lokalisasi. Menjadi makanan siap saji para hidung belang. Di liang vagina, seolah tercatat nama-nama pria yang akan memasukinya.
Mengapa perempuan tidak pandai menjaga vaginanya? Bahkan begitu mudah menelantarkan vaginanya? Seolah tidak ada kebanggaan apapun memiliki vagina. Di sini vagina menjadi sekadar gumpalan daging yang dapat diperlakukan sekehendak hatinya, tanpa merasa perlu menempatkannya dalam posisi terhormat, kecuali sekadar menutupinya dengan celana dalam, menaruh pembalut atau membersihkan agar tidak berbau. Lebih dari itu, perempuan seringkali tidak memahami kewanitaannya.
Padahal, hakikatnya vagina bukan sekadar alat reproduksi dan pemuas birahi. Melainkan merupakan simbol kekuatan dan harga diri seorang perempuan. Namun, perempuan sering tidak menyadarinya.
Dalam kaitan inilah, faktor otak sebagai titik sentral kehidupan, memainkan peran besar dalam mengubah pola pikir kaum perempuan seputar vagina. Pola pikir yang bertujuan mengubah itu pernah dikemukakan Syekh Nafzawi, filsuf Muslim di abad ke. 16 M.
Secara sederhana, Nafzawi mengungkapkan beberapa pola pikir yang harus dilakukan perempuan untuk mengubah pandangannya tentang vagina.
Sikap terhadap fisik.
Perempuan harus mengutamakan penampilan fisiknya, yaitu
1.Rambut tersisir rapi dan tidak acak-acakan
2.Nafas harus harum dan memakai wewangian
3.Payudara padat. Paha, pinggul dan pantat berisi. Begitupula lengan dan bahunya.
4.Vagina menonjol dan berisi. Liang vagina rapat, tidak basah dan tidak berbau. Lembut dan hangat jika disentuh. Memancarkan aura birahi
5.Selalu berpakaian anggun, yang menampilkan kepribadian seseorang.
6.Menyembunyikan organ rahasianya dan tidak akan membiarkannya terbuka.
Sikap yang harus dilakukan
1.Tidak berbicara dan tertawa tanpa alasan jelas
2.Tidak mempunyai teman yang bisa dipercaya. Hanya suaminya orang yang dipercaya.
3.Tidak meminta apapun dari orang lain, kecuali dari suaminya atau orang tuanya.
4.Jika bertemu saudaranya, tidak akan mencampuri urusan mereka.
5.Tidak suka berbohong
6.Tidak berusaha memikat pria. Tidak berusaha menyerahkan dirinya ke pria lain kecuali suaminya
7.Jika suaminya tampak ingin melakukan hubungan suami istri, ia akan memenuhi keinginan tersebut dan bahkan sering memulainya
8.Selalu membantu pekerjaan suaminya dan berbagi suka dan duka
9.Tidak akan tertawa atau gembira melihat suaminya bingung atau sedih. Tetapi berbagi kesusahan dan menghiburnya dengan canda supaya suaminya gembira.
10.Tidak akan membiarkan suaminya melihat hal-hal yang membuatnya malu
Sikap yang harus dihindari
1.Sering mengomel atau cerewet
2.Sering bermain dan bercanda, selalu pergi ke tetangga dan mencampuri urusan orang lain
3.Sering menghujani suaminya dengan keluh kesah dan air mata tiada henti
4.Sering marah dan cemberut, serta banyak bicara
5.Berteman dengan perempuan lain yang membenci suaminya
6.Menerima hadiah dari orang lain, tanpa menelusuri maksud pemberian itu
7.Tidak bisa menjaga rahasia suaminya dan pendendam
8.Jika membuat janji, mudah mengingkarinya
9.Tidak bisa memberi nasehat yang baik
10.Sibuk dengan urusan orang lain dan membuatnya jadi culas
11.Memperhatikan berita-berita yang tidak benar
12.Senang tidur dan tidak suka bekerja
13.Memakai kata-kata yang tidak pantas saat berbicara apalagi kepada suaminya
14.Sering mencerca orang lain
15.Tidak membantu urusan suami
16.Berdandan bukan untuk kepentingan suaminya dan bukan untuk suaminya pula ia berpenampilan menarik. Tujuannya hanya untuk di nilai orang lain
17.Saat bersama suaminya sering berpenampilan berantakan dan bersikap masa bodoh.
Apabila ketiga sikap tersebut dilakukan dengan sepenuh hati, maka akan mengubah pola pikirnya. Selanjutnya, perempuan akan lebih menghargai vaginanya dan menempatkannya pada posisi terhormat.
Demikianlah sepenggal kombinasi mistis otak dan vagina untuk menggapai kesuksesan hidup bagi kaum perempuan. Inilah kesuksesan hakiki.
Komentar