Ilmu Penakluk Dengan Suara

Bambang Wiguna
Karena menguasai Ajian Gunthur Lathi atau mulut petir ini, maka orang yang menguasai ilmu ini bila sedang marah atau menghadapi musuhnya secara otomatis nada suaranya akan berubah sangat keras laksana petir mengelegar….
Mantera atau ajimah memang sudah ada sejak dulu kala. Maka jangan heran jika nenek moyang dulu mampu merobohkan musuhnya cukup dengan sekali bentakan saja, tanpa perlu beradu fisik. Gajah Mada, misalnya.
Konon, salah satu ilmu kesaktian yang dimiliki oleh Gajah Mada salah satunya adalah Ajian Guntur Lathi. Karena menguasai Ajian Gunthur Lathi atau mulut petir ini, maka bila ia sedang marah atau menghadapi musuhnya secara otomatis suaranya akan berubah sangat keras laksana petir mengelegar. Manusia atau hewan seganas apapun akan roboh terpaku di bumi bila terkena bentakannya.
Menurut cerita versi lain, Ilmu Gunthur Lathi merupakan warisan dari raja besar Majapahit yakni Prabu Hayam Wuruk, sang raja arif dan bijaksana. Di bawah kekuasaannya Majapahit dapat menguasai atau menyatukan persada Nusantara di dibawah panji Majapahit.
Cerita tersebut menyebutkan bahwa memang sejak kecil Prabu Hayam Wuruk telah digembleng dengan ilmu kedigdayaan, hal disebabkan memang dirinya telah dipersiapkan untuk menjadi raja yang sakti mandraguna. Telah banyak ilmu yang dikuasainya dan satu diantaranya adalah Ilmu Guntur Lathi.
Berkat dukungan dan bimbingan Mahapatih Gajah Mada, ilmu langka dan unik ini dapat dikuasai dengan sempurna. Dikisahkan, saat melakukan perburuan binatang di sebuah hutan, rombongan pasukan raja disergap oleh sepuluh ekor singa yang keberadaannya muncul secara tiba-tiba dari balik bukit.
Dapat diduga dengan pasti para pengawal itu langsung membuat formasi pagar betis untuk melindungi raja muda, Hayam Wuruk. Tetapi pengawal-pengawal itu terkejut, karena mereka diperintahkan untuk menyingkir. Sementara itu, Prabu Hayam Wuruk keluar dari pagar betis yang dibuat oleh para pengawal sejatinya.
Tak dapat disangka, segerombolan singa yang jaraknya masih jauh kira-kira dua ratus meter itu kemudian meraung-raung roboh dan tidak dapat berdiri lagi. Mereka ingin berlari namun susah. Namun dengan bijaksana akhirnya singa-singa dilepas bebas ke habitatnya oleh Prabu Hayam Wuruk.
Konon pula kabarnya, ilmu ini diwariskan kepada putera-puteranya, namun tak banyak yang menguasai ilmu hebat ini dengan sempurna. Hingga kemudian kerajaan Majapahit runtuh dan para pangeran banyak yang melarikan diri ke pegunungan untuk mencari tempat yang aman.
Untuk menguasai Ilmu Guntur Lathi sangatlah berat, terutama bila tak ada niat yang besar dan kuat. Adapun manteranya, adalah:
Sun amatake ajiku si guntur lathi,
Guntur lathi kuwang-kuwang,
Midhaku raku,
Guntur lathi pangucapku,
Nyaut ora nyiduk, gajah meta kala manembah,
Rep sirep sangking kersanung gusti .

Syarat dan tatalakunya, adalah:

  • Melakukan puasa ngelowong selama tiga hari, yakni dimulai hari Rabu Pon sampai Jum’at Kliwon.
  • Tiap sore sampai tengah malam pukul 00.00 tidak boleh tidur.
  • Tiap petang atau menjelang Maghrib membaca mantera di atas.
  • Bila merasa ragu jangan melakukan segala syarat dari ilmu ini dan lupakan untuk menguasainya, karena selama menjalankan atau melakukan syarat ini Anda mungkin akan mengalami banyak keganjilan.
Demikianlah sekilas tentang sebuah teknologi di masa silam yang sangat dahsyat, bernama Ajian Gunthur Lathi. Semoga menambah wawasan para pembaca seputar ilmu-ilmu warisan nenek moyang kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NYARIS MATI DI TANGAN NYI GEDE GOA SANGIANG (Berburu Harta Karun Jepang)

Perjanjian Gaib dengan Nyai Plencing

RATU ADIL DAN SATRIO PININGIT(Al Mahdi dan Al Barqi)