SEKILAS PENGGAMBARAN FISIK RASULULLAH SAW

MAWAN SUGANDA,

Nabi Muhammad SAW telah memberikan gambaran tentang rupa saudara-saudaranya, yakni para Nabi dan Rasul terdahulu, yang dilihatnya pada malam Isra Mi’raj. Beliau telah menjelaskan tentang mereka kepada para sahabat yang bertanya kepadanya. “Engkau telah melihat para Nabi. Ceritakanlah kepada kami wahai Rasulullah!” pinta para sahabat. Nabi pun lalu bercerita kepada mereka, “Musa adalah seorang yang tinggi, seolah-olah seperti singa Syanu’ah. Yaitu, ia berkulit coklat dan tinggi.” Rasulullah SAW menyerupakan Nabi Musa AS dengan kaum laki-laki suatu kabilah di Arab yang terkenal posturnya yang tinggi, yaitu kabilah Syanu’ah.

Bagaimanakah rupa Nabi Muhammad SAW itu? Bagaimana roman mukanya? Bagaimana warna kulitnya? Kedua matanya, juga rambutnya? Untuk menjawab rangkaian pertanyaan tersebut, kami nukilkan kisah berikut ini dari kitab Asy-Sya’rawi, Ana min Sulalah Ahl Al-Bait karya Sa’id Abul ‘Ainain…. Nabi berkata lagi, “Sedangkan Isa, wajahnya meneteskan peluh, seperti orang yang baru keluar dari kamar mandi. Ia mirip dengan sahabat kalian, Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi.” Nabi SAW kemudian melanjutkan ceritanya di hadapan para sahabat, “Sedangkan Ibrahim mirip dengan sahabatmu ini.” Beliau menunjuk kepada dirinya sendiri. Jadi dengan demikian, Nabi Ibrahim mirip dengan Nabi Muhammad SAW. Demikianlah Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada para sahabatnya, gambaran tentang Musa, Isa, dan Ibrahim.

Rupa Nabi, Roman Muka Dan Ciri-Cirinya 

Lantas, bagaimanakah rupa Nabi Muhammad SAW itu? Sebagai jawabannya, kita bisa menyimak apa yang digambarkan oleh para sahabatnya, yang semasa dengannya dan hidup bersamanya dalam keadaan damai dan perang, suka maupun duka. Mereka menyaksikan sendiri Rasulullah SAW, berjabatan tangan dengannya, yang berdekatan dengannya dipasar, di masjid, dan dirumah, atau di berbagai tempat lainnya.

Gambaran yang paling disepakati tentang rupa Rasulullah SAW adalah seperti yang diriwayatkan oleh Ya’qub bin Sufyan Al-Hafizh dari Hasan bin Ali RA. Gambaran tersebut adalah sebagai berikut : Rasulullah SAW adalah orang yang mulia dan dimuliakan. Wajanya bersinar bagaikan bulan purnama. Ia lebih tinggi dari orang yang berperawakan sedang, namun lebih pendek dari orang yang sangat tinggi. Kepalanya besar, rambutnya berombak (Seperti kita ketahui, rambut seseorang terkadang digambarkan keriting dan terkadang digambarkan lurus. Rambut Rasulullah SAW berada diantara keduanya). Keningnya lebar. Alisnya halus. Ketika beliau marah, di antara kedua alisnya muncul peluh. Janggutnya lebat. Bola matanya sangat hitam, pipinya halus, mulutnya lebar, gigi depannya renggang, lehernya tinggi, dadanya lebar, tulangnya kuat, lengan, bahu, dan dada bagian atasnya banyak berbulu. Lengannya panjang, telapak tangannya lebar, telapak tangan dan kakinya agak tebal. Jika menoleh, Beliau menoleh dengan seluruh tubuhnya. Beliau sering menunduk. Pandangannya ke tanah lebih lama dibandingkan pandangannya ke langit. Dalam memandang, biasanya dengan memberikan perhatian. Beliau SAW lebih dahulu mengucapkan salam kepada orang yang berjumpa dengannya. Bila sahabatnya menjabata tangannya, maka tangan Beliau tetap memegang tangan sahabatnya itu sampai sahabat itu sendiri yang melepaskannya.

Rincian Roman Mukanya Dan Ciri-Ciri Tubuh 

Gambaran tentang Nabi Muhammad SAW tampaknya akan lebih jelas bila kita menelaah rincian mengenai roman muka dan ciri-ciri tubuhnya yang disampaikan oleh Imam Baihaqi di dalam kitabnya Dala’il an Nubuwwah wa Ma’rifah Ahwal Shahib Asy-Syari’ah. Berikut kutipannya: Seorang laki-laki bertanya kepad Al-Barra’, “Apakah wajah Rasulullah SAW tajam seperti pedang?” Al-Barra’ menjawab, “Tidak! Beliau bagaikan bulan.” Telah disepakati bahwa Nabi SAW sangat tampan. Warna kulitnya, seperti dikatakan Anas bin Malik, “Beliau tidak terkena angin dan matahari berwarna putih.”

Mata Rasulullah SAW: 

Disepakati bahwa kedua matanya lebar. Bola matanya sangat hitam. Pada putih matanya terdapat sedikit kemerah-merahan. Bulu matanya lebar, saling berjalin karena lebarnya. Jabir bin Samurah mengatakan, “Dahulu bila aku memandang Rasulullah SAW, aku mengira matanya bercelak, padahal Beliau tidak memakai celak.”

Kening dan alisnya: 

Keningnya lebar. Kedua alisnya halus dan tidak bersambung. Di antara keduanya terdapat pemisah, dimana peluh tampak di situ saat Beliau marah.

Hidung dan pipinya: 

Pipi Rasulullah SAW halus, hidungnya mancung.

Kepalanya: 

 Imam Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Rasulullah memiliki kepala yang besar dan berjanggut.” Para sahabat juga mengatakan, “Janggutnya lebat dan bagus.”

Mulut dan giginya: 

Hasan bin Ali mengatakan, “Mulut Nabi lebar. Giginya bagus dan agak renggang.” Para sahabat menggambarkan, “Mulut Beliau bagus.” Ibnu Abbas mengatakan, “Gigi depan Rasulullah SAW agak renggang. Jika beliau berbicara, terlihat seperti ada cahaya pada gigi-giginya.”

Rambutnya: 

Rambut Rasulullah mencapai bahunya. Rambutnya hitam dan berombak. Setelah diangkat menjadi Rasul, Beliau biasa menyisir rambutnya hingga terurai. Setelah itu Beliau memisahkannya. Beliau juga memiliki jambul-jambul yang terkadang diikatnya menjadi empat ikatan sebagaimana yang dikatakan oleh Ummu Hani. Anas bin Malik mengingkari bahwa Nabi SAW memakai pacar. Ketika Nabi wafat, pada rambut dan janggutnya tidak ada dua puluh rambut yang putih. Namun, merahnya rambut beliau itu adalah karena pengaruh minyak wangi. Uban yang sedikit ini ada pada rambut di bawah bibir, pada kedua pelipis, dan pada rambut kepala bagian pinggir. Perawakannya: Beliau tidak terlalu tinggi, tetapi lebih tinggi dari orang yang sedang tingginya. Ini yang digambarkan oleh Ali bin Abi Thalib. Abu Hurairah RA mengatakan, “Beliau seorang laki-laki yang tingginya sedang, namun lebih mendekati tinggi.” Dada dan anggota badannya: Bahu Rasulullah SAW lebar, telapak kaki dan telapak tangannya lebar, lengannya panjang, sendi-sendi dan tulang-tulangnya besar, jari-jarinya tebal. Maimunah binti Karum mengatakan, “Aku tidak lupa panjangnya jari telunjuk kaki Beliau dibandingkan jari-jarinya yang lain.” Maimunah melihat beliau ketika berada diatas unta di Mekkah. Lengan, bahu, dan dada bagian atas Rasulullah SAW banyak berbulu. Tahi lalat dan cap Kenabian: Diantara kedua bahu Nabi SAW terdapat tahi lalat seperti telur burung merpati. Tahi lalat itu lebih dekat ke bahu sebelah kiri. Seorang laki-laki pernah menawarkan diri kepada Rasulullah untuk mengobatinya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini dokter yang paling hebat. Bagaimana jika aku mengobati tahi lalat itu?” Beliau menjawab; “Tidak, dokternya adalah yang menciptakanNya!” Abu Sa’id mengatakan, “Cap Kenabian yang berada di antara kedua bahu nabi adalah sepotong daging yang menonjol. “ Pencurian Jasad Rasulullah SAW Demikianlah pamaparan tentang beberapa ciri fisik Nabi Muhammad SAW yang kami kutip dari sejumlah kitab pilihan. Orang-orang di luar Islam, banyak yang berusaha menduplikasi rupa dan wujud Rasulullah SAW ke dalam lukisan atau pun patung. Tujuannya, tentu tak lain dan tak bukan adalah untuk menistakan Beliau. Mereka begitu gigih ingin mendapatkan bukti jelas seperti apa sebenarnya rupa Nabi Muhammad SAW itu. Untuk tujuan ini, aksi pencurian pun pernah dilakukan, bahkan nyaris saja jenazah Rasulullah SAW hilang dari kuburnya. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kondisi umat islam pada masa Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Kala itu, kondisi umat Islam semakin melemah, sebab telah berdiri beberapa kerajaan Islam di sejumlah daerah. Tentunya hal ini tak disia-siakan begitu saja oleh orang-orang Nasrani yang merasa kesempatan emas mencoreng wajah umat Islam dan membuat umat Islam jatuh di depan mata mereka. Karena itulah, diam-diam mereka telah menyusun rencana untuk mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Setelah terjadi kesepakatan oleh para penguasa Eropa, mereka pun mengutus dua orang Nasrani untuk menjalankan misi keji itu. Misi itu mereka laksanakan bertepatan dengan musim haji. Dimana pada musim itu banyak jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji. Kedua orang Nasrani ini menyamar sebagai jamaah haji dari Andalusia yang memakai pakaian khas Maroko. Kedua spionase itu ditugaskan melakukan pengintaian awal kemungkinan untuk mencari kesempatan mencuri jasad Nabi Muhammad SAW. Setelah melakukan kajian lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa sebuah penginapan yang lokasinya dekat dengan makam Rasulullah SAW. Mereka membuat lubang dari dalam kamarnya menuju makam Rasulullah. Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT melalui seorang hamba yang akhirnya mengetahui rencana busuk itu Adalah Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki, seorang hamba sekaligus penguasa Islam kala itu yang mendapatkan petunjuk melalui mimpi akan ancaman terhadap makam Rasulullah SAW tersebut. Suatu malam, Sultan mengaku bermimpi bertemu dengan Rasulullah sambil menunjuk dua orang lelaki berambut pirang dan berujar, “ Wahai Mahmud, selamatkan jasadku dari maksud jahat kedua orang ini.” Sultan terbangun dalam keadaan gelisah. Dia lalu melaksanakan sholat malam dan kembali tidur. Namun, Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa Rasulullah hingga tiga kali dalam semalam dengan kejadian mimpi yang sama. Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan dari Damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, Sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di depan makam Nabi SAW. Setelah Sultan bertapakur, salah seorang menterinya yang bernama Jamaluddin betanya, “Apakah Baginda Sultan mengenal wajah kedua lelaki itu? “Iya!” Jawab Sultan Mahmud. Maka tidak lama kemudian Menteri Jamaludin mengumpulkan seluruh penduduk Madinah. Sultan Mahmud membagikan hadiah berupa bahan makanan sambil mencermati wajah orang yang ada dalam mimpinya. Namun sultan tidak mendapati orang yang ada di dalam mimpi itu di antara penduduk Madinah yang datang mengambil jatah makanan. Lalu, menteri Jamaluddin menanyakan kepada penduduk yang masih ada di sekitar Masjid Nabawi. “Apakah diantara kalian masih ada yang belum mendapat hadiah dari Sultan?” Ternyata tidak ada. Seluruh penduduk Madinah telah mendapat hadiah dari Sultan, kecuali dua orang dari Maroko yang belum mengambil jatah sedikitpun. “Keduanya dikatakan sebagai orang saleh yang selalu berjamaah di Masjid Nabawi!” ujar seorang salah seorang penduduk. Kemudian Sultan Mahmud memerintahkan agar kedua orang itu segera dipanggil. Dan alangkah terkejutnya Sultan demi melihat kalau kedua orang itu adalah yang dia lihat dalam mimpinya. Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari Andalusia, Spanyol. Meski sultan sudah mendesak bertanya tentang kegiatan mereka di Madinah, mereka tetap tidak mau mengaku. Akhirnya, sultan meninggalkan kedua lelaki itu dengan penjagaan yang sangat ketat. Kemudian, Sultan bersama menteri dan pengawalnya pergi menuju ke penginapan kedua orang tersebut. Sesampainya di rumah itu yang di temuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf Al-Qur’an. Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah memberikan ilham. Sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah, Subhanallah, ditemukan sebuah papan yang di dalamnya menganga sebuah lorong panjang, dan setelah diikuti ternyata lorong itu menuju ke makam Nabi Muhammad SAW. Seketika itu juga, Sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan memukulnya dengan keras. Setelah bukti ditemukan, mereka diintrogasi dan mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi SAW. Pada pagi harinya, keduanya dijatuhi hukum penggal di dekat pintu timur makam Nabi SAW. Setelah peristiwa usaha pencurian jasad Rasulullah SAW ini, Sultan Mahmud memerintahkan penggalian parit di sekitar makam Rasulullah dan mengisinya dengan timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya…. Nah, itulah sepenggal usaha penistiaan terhadap junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Usaha-usaha penistaan tersebut terus saja terjadi hingga di abad modern seperti sekarang ini. Misalnya saja dengan muncul karikatur Nabi Muhammad SAW dan film Fitna, serta yang terbaru, film Inosence of Muslim. Namun, haqqul yakin, Allah SWT pasti akan menggagalkab usaha apapun yang bermaksud menistakan hambaNya yang paling mulia di jagat raya ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NYARIS MATI DI TANGAN NYI GEDE GOA SANGIANG (Berburu Harta Karun Jepang)

Perjanjian Gaib dengan Nyai Plencing

RATU ADIL DAN SATRIO PININGIT(Al Mahdi dan Al Barqi)